Dulu
Sekolah Sekarang Museum
Tanjungpinang
sejak tahun 2010 telah memiliki sebuah museum yang di beri nama Museum Sultan
Sulaiman Badrul Alamsyah. Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah adalah seorang yang
dikenal sebagai Sultan Kerajaan Melayu Riau yang pertama. Naik tahta pada tahun
1722 dengan wilayah kekuasaan mencakup Johor, Riau, Pahang dan Lingga. Atas
dasar inilah nama Sultan yang satu ini diabadikan sebagai nama Museum Kota
Tanjungpinang.
Gedung
museum ini merupakan peninggalan pada zaman pemerintahan Belanda yang dulunya
merupakan sekolah tingkat dasar melayu yang menggunakan bahasa Belanda yang di
beri nama Holland Irlandsch School pada tahun 1918. Setelah zaman kependudukan
Jepang sekolah ini berganti nama menjadi Futauko Gakko I yang dalam Bahasa
Indonesianya di sebut Sekolah Dasar I selama 2,5 tahun. Setelah kemerdekaan
gedung ini tetap difungsikan sebagai sekolah yang bernama Sekolah Rakyat (SR)
dan akhirnya dijadikan SD.01 hingga tahun 2004.
Karena di anggap mempunyai nilai
histori yang tinggi bagi sejarah awal pendidikan di Kota Tanjungpinang.
Pemerintah Kota Tanjungpinang merekomendasikan gedung tersebut untuk menjadi
museum Kota Tanjungpinang yang di beri nama Museum Sultan Sulaiman Badrul
Alamsyah.
Di dalam museum ini terdapat berbagai
peninggalan-peninggalan bersejarah beserta adat dan budaya melayu dari Kota
Tanjungpinang. Dengan memanfaatkan bekas ruang-ruang belajar dari zaman
penajajahan Belanda dahulu, museum ini di desain dengan sangat menarik. Di
setiap ruangan terdapat beragam peninggalan sesuai dengan judul yang tertera d
atas pintu ruangan, seperti contoh Ruang Alam Perkawinan Melayu, di ruangan ini
akan kita jumpai adat perkawinan melayu baik pelaminan dan pakaian yang dikenakan
patung-patung sebagai model yang menunjukkan kekhasan adat melayu.
Selain Ruang Alam Perkawinan Melayu
juga terdapat Ruang Ragam Keramik, yang didalamnya terdapat berbagai jenis
keramik kuno dengan beragam bentuk yang menarik yang pernah di temui di
Tanjungpinang. Ruang Keragaman Budaya juga tak kalah menarik menampilkan
berbagai macam peninggalan Budaya seperti alat music tambur, alat-alat
permainan rakyat seperti Jong (sampan kecil), lompat bambu dan masih banyak
yang lainnya.
Untuk melihat suasana Tanjungpinang
tempo dulu, kita bisa memasuki Ruang Khazanah Arsip dan Ruang Tanjungpinang
Kota Bermula, ketika memasuki ruangan ini kita seperti berada pada zaman 60
tahun yang lalu, karena di sambut dengan foto-foto Tanjungpinang tempo dulu
yang sangat unik dan menarik. Kedua ruangan ini menampilkan bebagai macam arsip
dari peninggalan zaman dahulu, mulai dari uang lokal, keris-keris, senjata dan
perlengkapan perang serta
tulisan-tulisan yang menjadi bukti bahwa sejarah memang benar-benar
terjadi. Juga terdapat sehelai kertas kecil yang bertuliskan Sempena yang
merupakan sebuah nama dari koran pertama terbitan Kota Tanjungpinang dan
dianggap sebagai perintis dunia Pers di Tanjungpinang pasca kemerdekaan.
Banyak lagi ruangan lain yang bisa
kita masuki untuk menambah pengetahuan kita mengenai adat, budaya dan
peninggalan-peninggalan zaman dahulu yang diharapkan mampu membangkitkan
kecintaan kita terhadap budaya sendiri. Di museum ini juga kita bisa menikmati
hotspot 24 jam.
Museum Sultan Sulaiman ini di buka
setiap hari selasa hingga minggu sejak pukul 8.30 hingga pukul 15.00 WIB. Menurut
Andrian salah seorang petugas pelayanan, Musem Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah
ini setiap harinya dikunjungi sekitar 30 orang, kecuali sabtu dan minggu, pada
hari ini jumlah pengunjung mencapai 2 kali lipat dari hari biasa.” Museum ini
biasa dikunjungi sekitar 20-30 orang per harinya, tapi kalau hari sabtu dan
minggu pengunjung meningkat 2 kali lipat dari hari biasa,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar