Sang
Pengamen Jadi Pengusaha
“Orang
gila saja bisa hidup, apalagi kita yang waras dan mempunyai akal,” ungkap Riko
M Arrazak tentang bagaimana ia bisa bertahan hidup seorang diri sebagai
perantau di Kota Bandung, hingga saat ini
menjadi seorang pengusaha muda di sana.
Pria
asal Bukit Tinggi, Sumatera Barat ini merantau ke Bandung setelah ia memutuskan
untuk berhenti kuliah karena tidak adanya biaya untuk melanjutkan
perkuliahannya. Lalu ia hijrah ke Bandung untuk merubah nasibnya. Riko panggilan
akrabnya mengawali kehidupannya di Bandung sebagai seorang pengamen. “Memang
sulit untuk bertahan hidup di kota besar, tetapi kita harus bekerja dan bekerja
walau hanya menjadi seorang pengamen jika tidak bagaimana kita bisa mendapatkan
sesuap nasi,” ungkapnya.
Pria
berkacamata ini menambahkan bahwa untuk mencapai puncak kesuksesan, tidak bisa
kita lakukan secara instan, banyak proses yang harus kita jalani sehingga
terdapat pengalaman hidup yang dapat menempa hidup kita menjadi seseorang yang
kuat dan tangguh, pantang menyerah dan terus berusaha mewujudkan keinginan
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Itulah yang dirasakan oleh pria kurus
tinggi ini semenjak kecil, kehidupannya yang sulit di kampungnya sewaktu kecil
membawa iya merantau ke Tanjungpinang mengikuti tantenya dan bersekolah di
Tanjungpinang, tepat saat ia berumur sebelas tahun. Mengikuti tantenya ke
Tanjungpinang tak lantas membuat kehidupannya seketika berubah menjadi lebih
baik. Di kota kecil ini dia juga harus melewati berbagai rintangan dan
kesusahan hidup sebagai perantau. Hal ini membuat dia memilih untuk bekerja
sebagai penjual koran di Tanjungpinang.
Setelah lulus SMP ia kembali ke kota
kelahirannya di Bukit Tinggi untuk melanjutkan SMA di sana. Kesusuahan terus
menggerayanginya. Jatuh bangun ia rasakan namun sepertinya hal ini telah
membuatnya kebal dan tak menatap ini sebagai suatu bencana untuk hidupnya namun
lebih dari itu, ia mengambil hikmah dari semua yang ia alami. Ia yakin bahwa
Allah sedang ingin mematangkan dirinya, ingin lebih mendewasakannya dan Allah
pasti sudah mempunyai rencana terindah untuknya kelak.
Ia
harus kembali kepada kesusahan awal saat ia dilahirkan di Bukit Tinggi, ia
lakukan apa yang bisa ia lakukan, untuk hidup dan melanjutkan sekolahnya, dari
menjaga toko hingga jualan martabak hingga larut malam.
Usahanya
membuahkan hasil yang baik hingga ia mampu memasuki salah satu Perguruan Tinggi
Swasta di Bukit Tinggi. Namun sepertinya nasib baik hanya sebentar saja
menyinggahi dirinya. Allah ingin lebih melihat ketabahan dan keluh kesahnya
kepada Allah. Ia harus puas hanya sampai semester tiga di bangku perkuliahan
ini. Mungkin ini adalah hal terberat yang harus ia rasakan, namun tiada pilihan
lain selain berhenti.
Terpuruk
dan lemah, tidak, ia bertambah kuat untuk mengarungi kehidupannya, tetap ia
songsong matahari di depan sana dan ia yakin mendung dan hujan ini akan berubah
menjadi barisan pelangi yang indah. Lalu ia putuskan untuk merantau ke Bandung.
“Alhamdulillah
dengan tak kenal lelah aku buktikan kepada Tuhan bahwa aku bisa dan aku kuat,
hingga inilah aku sekarang, mengawali hari di bandung dengan menjadi pengamen
tak lantas membuatku puas, aku merintis secara perlahan usaha ini hingga aku
mempunyai sebuah distro yang aku beri nama Aureoulz dengan penghasilan mencapai
10 juta per bulan,” ungkapnya dengan senyum manis penuh kebahagiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar