Selasa, 09 Juni 2015

profil



Sang Pengamen Jadi Pengusaha


“Orang gila saja bisa hidup, apalagi kita yang waras dan mempunyai akal,” ungkap Riko M Arrazak tentang bagaimana ia bisa bertahan hidup seorang diri sebagai perantau di Kota Bandung, hingga saat ini  menjadi seorang pengusaha muda di sana.

Pria asal Bukit Tinggi, Sumatera Barat ini merantau ke Bandung setelah ia memutuskan untuk berhenti kuliah karena tidak adanya biaya untuk melanjutkan perkuliahannya. Lalu ia hijrah ke Bandung untuk merubah nasibnya. Riko panggilan akrabnya mengawali kehidupannya di Bandung sebagai seorang pengamen. “Memang sulit untuk bertahan hidup di kota besar, tetapi kita harus bekerja dan bekerja walau hanya menjadi seorang pengamen jika tidak bagaimana kita bisa mendapatkan sesuap nasi,” ungkapnya.

Pria berkacamata ini menambahkan bahwa untuk mencapai puncak kesuksesan, tidak bisa kita lakukan secara instan, banyak proses yang harus kita jalani sehingga terdapat pengalaman hidup yang dapat menempa hidup kita menjadi seseorang yang kuat dan tangguh, pantang menyerah dan terus berusaha mewujudkan keinginan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. 

      Itulah yang dirasakan oleh pria kurus tinggi ini semenjak kecil, kehidupannya yang sulit di kampungnya sewaktu kecil membawa iya merantau ke Tanjungpinang mengikuti tantenya dan bersekolah di Tanjungpinang, tepat saat ia berumur sebelas tahun. Mengikuti tantenya ke Tanjungpinang tak lantas membuat kehidupannya seketika berubah menjadi lebih baik. Di kota kecil ini dia juga harus melewati berbagai rintangan dan kesusahan hidup sebagai perantau. Hal ini membuat dia memilih untuk bekerja sebagai penjual koran di Tanjungpinang.

      Setelah lulus SMP ia kembali ke kota kelahirannya di Bukit Tinggi untuk melanjutkan SMA di sana. Kesusuahan terus menggerayanginya. Jatuh bangun ia rasakan namun sepertinya hal ini telah membuatnya kebal dan tak menatap ini sebagai suatu bencana untuk hidupnya namun lebih dari itu, ia mengambil hikmah dari semua yang ia alami. Ia yakin bahwa Allah sedang ingin mematangkan dirinya, ingin lebih mendewasakannya dan Allah pasti sudah mempunyai rencana terindah untuknya kelak.

Ia harus kembali kepada kesusahan awal saat ia dilahirkan di Bukit Tinggi, ia lakukan apa yang bisa ia lakukan, untuk hidup dan melanjutkan sekolahnya, dari menjaga toko hingga jualan martabak hingga larut malam.

Usahanya membuahkan hasil yang baik hingga ia mampu memasuki salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Bukit Tinggi. Namun sepertinya nasib baik hanya sebentar saja menyinggahi dirinya. Allah ingin lebih melihat ketabahan dan keluh kesahnya kepada Allah. Ia harus puas hanya sampai semester tiga di bangku perkuliahan ini. Mungkin ini adalah hal terberat yang harus ia rasakan, namun tiada pilihan lain selain berhenti.

Terpuruk dan lemah, tidak, ia bertambah kuat untuk mengarungi kehidupannya, tetap ia songsong matahari di depan sana dan ia yakin mendung dan hujan ini akan berubah menjadi barisan pelangi yang indah. Lalu ia putuskan untuk merantau ke Bandung.

“Alhamdulillah dengan tak kenal lelah aku buktikan kepada Tuhan bahwa aku bisa dan aku kuat, hingga inilah aku sekarang, mengawali hari di bandung dengan menjadi pengamen tak lantas membuatku puas, aku merintis secara perlahan usaha ini hingga aku mempunyai sebuah distro yang aku beri nama Aureoulz dengan penghasilan mencapai 10 juta per bulan,” ungkapnya dengan senyum manis penuh kebahagiaan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar