Peranan
bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan
Oleh : Mira Novita
Mahasiswa FKIP UMRAH
Tanjungpinang
Berbicara
tentang peranan, tentu kita akan mengarah kepada rangkaian
aktivitas-aktivitas atau kinerja kita baik sebagai pendidik maupun orang tua
keluarga. Dalam menjalani aktivitas yang memberikan bimbingan atau masukan
kepada orang yang dianggap membutuhkan. Berkaitan dengan hal tersebut, banyak
cara yang mesti dan patut kita lakukan dalam meberikan peran aktif serta
dukungan kita tehadap dunia pendidikan baik secara formal maupun informal.
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan
kata majemuk.
Hal itu mengisyarakatkan bahwa
kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling.
Beberapa ahli meyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari
kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah
satu jenis layanan bimbingan.
Dengan demikian dalam istilah
bimbingan sudah termasuk di dalamnya kegiatan konseling. Kelompok yang sesuai
dengan pandangan di atas menyatakan bahwa terminologi layanan bimbingan dan
konseling dapat diganti dengan layanan bimbingan saja. Peranan bimbingan dan konseling
dalam pendidikan di sekolah akan selalu mengajak kita untuk ikut serta
mejalankan fungsi, peran, dan bentuk wujud nyata kita sebagai tenaga pendidik
yang ada di sekolah-sekolah. Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah
pembentukan manusia yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu
siswa mencapai kemantangan emosional sosial, sebagai individu dan anggota
masyarakat selain mengembangan kemampuan inteleknya.
Seperti yang dinyataakan oleh seorang pakar yang
bernama Mortensen & Schemeuller, 1969 bahwa Bimbingan dan konseling
menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran,
tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan
pengajaran di sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus
terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya
secara penuh.
Dalam proses pembelajaran siswa,
setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil
belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut sering kali kandas dan tidak
bisa terwujud, sering mengalami berbagai macam kesuliatan dalam belajar. Sebagai
pertanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari
berbagai jenis gejalanya sepert dikemukakan Abu Ahmadi (1997) sebagai berikut :
1. Hasil
belajarnya rendah, di bawah rata-rata kelas.
2. Hasil
yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukanya.
3. Menunjukkan
sikap yang kurang wajar suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan
tugas-tugas dan sebagainya.
4. Menunjukkan
tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka menggangu, dan
sebagainya.
Siswa mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada
yang mengerti bahwa dia mempunyai masalah tetapi tidak tahu begaimana
mengatasinya, dan ada juga yang tidak mengerti kepada siapa ia harus meminta
bantuan dalam menyelesaikan masalahnya itu. Apabila masalahnya itu belum
teratasi, mereka mungkin tidak belajar denganbaik, karena kosentrasinya akan
terganggu. Dalam kondisi sebagaimana
dikemukakan di atas, maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan
dalam bimbingan konseling, bimbingan sosial, simbingan dalam mengatasi
masalah-masalah pribadi. Berdasakan hal tersebut juga akan bekenaan dengan
peran bimbingan dan konseling di sekolah yang ada di daerah kita di kepulauan
riau pada umumnya dan di kota tanjungpinang pada khususnya.
Banyak permasalahan-permasalahna
yang timbul dalam bimbingan dan konseling yang ada di sekolah-sekolah kita
seperti sekarang ini, misalnya saja kita lihat dan kita sajikan anak didik kita
di sekolah sering melakukan tindakan –tindakan yang jauh dari ketidkdesplinan
yang melanggar tata tertib sekolah, cabut ketika jam pelajarn berlangsung dan
lain sebagainya.Oleh karena itu lah, kita sebagai tonggak utama dan
terlibat di dalm dunia pendidikan haruslah lebih aktif dengan lebih terbuka
kepad siswa-siswi yang ad di sekolah sesuai dengan prinsip, kode etik, serta
norma-norma yang berlaku di dalma melakukan pendekatan terhadap peserta didik
yag ada di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar