Senin, 23 Maret 2015

feature

Sanggar Bahasa Gratis untuk Anak-Anak Kampung Jawa

Rumah mungil yang berukuran 20 x 25 meter kini menjadi rumah kedua bagi anak-anak yang tinggal di kampung jawa dan sekitarnya. Rumah yang berwarna putih ini dahulunya tempat perpustakaan yang sangat sepi dan jarang sekali disinggahin oleh anak-anak di sana. Karna kurangnya minat membaca dan fasilitas buku-buku yang kurang lengkap, mereka lebih senang menghabiskan masa kanak-kanak mereka dengan bermain sepeda di luar.

            Sejak dua bulan yang lalu dibentuknya sanggar bahasa atau belajar gratis para orang tua meminta mereka mengurangi waktu bermain mereka. Walaupun gak banyak sekitar 40 anak sudah menduduki kursi yang ada di sanggar bahasa tersebut. Anak SD lebih dominan dari anak SMP dan SMA mereka membawa kecerian dan gelak tawa di ruangan tersebut.

            Dua tahun yang lalu Muharroni sudah merancang kegiatan sanggar  bahasa ini karna banyaknya kendala yang menghambat maka kegiatan tersebut baru terwujud sekarang. Tujuan dari kegiatan ini untuk mencerdaskan anak-anak kampung jawa dan memberikan kesempatan bagi mereka yang tidak terikat oleh les di luar sekolah  agar tetap mendapatkan pelajaran tambahan tanpa biaya sedikit pun. Modal nekat Muharroni dan Mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang umumnya semester 3 menjadi tenaga pengajar di sini.

            “ Dengan adanya sanggar ini kita coba untuk menyetarakan prestasi mereka dibidang akademik maupun nonakademik secara bersama-sama, tapi ini hanya sebatas usaha seandainya tidak tercapai kita tawakal aja.” Ujar Muharroni.


            Muharroni merangkul mahasiswa FKIP Umrah sebagai pengajar yang siap untuk tidak digaji. Para mahasiswa ini menyebarkan ilmu sesuai dengan pelajaran yang mereka kuasai. Karna masih terdapat kekurangan dalam mengajar mahasiswa Muharroni ingin menambah tenaga pengajar seperti guru-guru sekolah yang benar-benar memahami Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Terutama di khususkan untuk anak-anak yang sudah duduk di kelas 6 SD, 3 SMP dan 3 SMA yang akan menghadapi Ujian Nasional dan mendapatkan nilai terbaik saat kelulusan kelak. Dan tentunya pengajar ahli ini bersedia rela tidak di gaji karna kegiatan ini adalah kegiatan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar