Gagal
Lulus SMP, Jadi Pengusaha Lele
Apakah
menjadi seorang pengusaha harus menempuh pendidikan yang tinggi ? Pendidikan
yang tinggi adalah impian setiap orang untuk menaiki derajat sosial atau ingin
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Tapi apa jadinya jika seseorang hanya
bertamatan SD ?
Keberhasilan
Raharjo (35) mengembangkan usahanya seperti saat ini tentu tak lepas dari
mental bajanya yang patang menyerah. Meskipun ia tidak menempuh pendidikan
hingga SMP, dia berhasil mengembangkan usaha pembenihan ikan lele di Jalan
Nusantara Km 15 Kijang.
Pengembangan
usahanya saat ini tidak main-main. Pak Raharjo bersama dua orang pekerjanya
yang tak lain adalah abg dan adeknya sendiri, mengawasi, merawat sekitar 24
kolam lele, dan menabur pakan untuk benih ikan secara tepat waktu dan tepat
takaranya. Kolam ikan itu tampak unik karena dibuat khusus dengan menggunakan
terpal warna biru putih yang biasa digunakan untuk tenda.
Hasil yang didapatinya, merupakan
berkat jerih payah selama menekuni budidaya ikan lele tersebut. Rasanya,
setimpal dengan apa yang telah diusahakannya selama ini. Ketertarikan Raharjo
menekuni usaha lkan itu, berawal dari keinginannya sendiri. “Saya ingin merubah
nasib saya mana tahu rezeki saya ada di usaha ikan lele ini” ujar Raharjo.
Tahun 1997,
merupakan tahun bersejarah bagi Raharjo pasalnya, itulah awal Dia merintis karir
sebagai pengusaha ikan lele. Beliau bekerja dengan seoarang pengusaha lele
bernama Andre yang berada tidak jauh dari rumahnya. Selama setahun lebih Raharjo bekerja dengan
Kerajinan, ketekunan, dan kegigihan dalam mengurus lele peliharaan Andre
tersebut membuat Andre memberikan induk lele dengan kemurahan hatinya.
Pemberian
dari Andre tidak disia-siakan oleh Raharjo. Dengan ilmu yang ia dapat selama setahun
itu ia segera membuat kolam ikan lele yang berada depan rumahnya sendiri. Kolam
ikan lele tersebut telah mendapatkan bibit lele yang unggul. Beliau pernah
mengalami pasang surut dalam membuka usaha. Memiliki karyawan tentu dapat
membuat beliau tidak keletihan dalam mengurus lele. Tapi ternyata karyawan
beliau menjual lele tersebut tanpa sepengetahuan Raharjo. Dengan rasa kesal
raharjo memberhentikan ketiga karyawannya tersebut dan sekarang beliau hanya
dibantu oleh kakak dan adeknya.
Usaha lele
beliau juga sempat mengalami penurunan karna ekspor lele yang terlalu tinggi
dari Malaysia. Sehingga lele yang ada di lokal tidak laku banyak. Namun hal
tersebut tidak berlangsung lama karna pemerintah Kota Tanjungpinang segera
memberhentikan ekspor dari malaysia dan memutuskan untuk menggunakan lele lokal.Saat
ini, Raharjo dapat bernafas lega, karena selain terbilang ahli dalam pembibitan
ikan lele, Dia juga telah mampu bepenghasilan cukup tinggi. Untuk stok bibit
dalam setiap bulannya Raharjo mengaku, menyiapkan sekitar 500 ribu ekor bibit
lele. Raharjo juga mempunyai langganan tetap
menjual lelenya di pasar dan tempat makan yang ada di Bintan.
Selain berwirausaha untuk mencari keuntungan,
Raharjo juga menjadi motifasi bagi teman-temannya ddan keluargannya. Meskipun
beliau tidak menempuh pendidikan yang tinggi tapi beliau selalu mengusahakan
yang terbaik buat anaknya agar mendapatkan pendidikan hingga ke Peguruan Tinggi
adalah impian beliau saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar