Senin, 23 Maret 2015

Gagal Lulus SMP, Jadi Pengusaha Lele

Apakah menjadi seorang pengusaha harus menempuh pendidikan yang tinggi ? Pendidikan yang tinggi adalah impian setiap orang untuk menaiki derajat sosial atau ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Tapi apa jadinya jika seseorang hanya bertamatan SD ?

Keberhasilan Raharjo (35) mengembangkan usahanya seperti saat ini tentu tak lepas dari mental bajanya yang patang menyerah. Meskipun ia tidak menempuh pendidikan hingga SMP, dia berhasil mengembangkan usaha pembenihan ikan lele di Jalan Nusantara Km 15 Kijang.

Pengembangan usahanya saat ini tidak main-main. Pak Raharjo bersama dua orang pekerjanya yang tak lain adalah abg dan adeknya sendiri, mengawasi, merawat sekitar 24 kolam lele, dan menabur pakan untuk benih ikan secara tepat waktu dan tepat takaranya. Kolam ikan itu tampak unik karena dibuat khusus dengan menggunakan terpal warna biru putih yang biasa digunakan untuk tenda.

Hasil yang didapatinya, merupakan berkat jerih payah selama menekuni budidaya ikan lele tersebut. Rasanya, setimpal dengan apa yang telah diusahakannya selama ini. Ketertarikan Raharjo menekuni usaha lkan itu, berawal dari keinginannya sendiri. “Saya ingin merubah nasib saya mana tahu rezeki saya ada di usaha ikan lele ini” ujar Raharjo.

Tahun 1997, merupakan tahun bersejarah bagi Raharjo pasalnya, itulah awal Dia merintis karir sebagai pengusaha ikan lele. Beliau bekerja dengan seoarang pengusaha lele bernama Andre yang berada tidak jauh dari rumahnya.  Selama setahun lebih Raharjo bekerja dengan Kerajinan, ketekunan, dan kegigihan dalam mengurus lele peliharaan Andre tersebut membuat Andre memberikan induk lele dengan kemurahan hatinya.

Pemberian dari Andre tidak disia-siakan oleh Raharjo. Dengan ilmu yang ia dapat selama setahun itu ia segera membuat kolam ikan lele yang berada depan rumahnya sendiri. Kolam ikan lele tersebut telah mendapatkan bibit lele yang unggul. Beliau pernah mengalami pasang surut dalam membuka usaha. Memiliki karyawan tentu dapat membuat beliau tidak keletihan dalam mengurus lele. Tapi ternyata karyawan beliau menjual lele tersebut tanpa sepengetahuan Raharjo. Dengan rasa kesal raharjo memberhentikan ketiga karyawannya tersebut dan sekarang beliau hanya dibantu oleh kakak dan adeknya.

Usaha lele beliau juga sempat mengalami penurunan karna ekspor lele yang terlalu tinggi dari Malaysia. Sehingga lele yang ada di lokal tidak laku banyak. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama karna pemerintah Kota Tanjungpinang segera memberhentikan ekspor dari malaysia dan memutuskan untuk menggunakan lele lokal.Saat ini, Raharjo dapat bernafas lega, karena selain terbilang ahli dalam pembibitan ikan lele, Dia juga telah mampu bepenghasilan cukup tinggi. Untuk stok bibit dalam setiap bulannya Raharjo mengaku, menyiapkan sekitar 500 ribu ekor bibit lele. Raharjo juga mempunyai langganan tetap  menjual lelenya di pasar dan tempat makan yang ada di Bintan.

Selain berwirausaha untuk mencari keuntungan, Raharjo juga menjadi motifasi bagi teman-temannya ddan keluargannya. Meskipun beliau tidak menempuh pendidikan yang tinggi tapi beliau selalu mengusahakan yang terbaik buat anaknya agar mendapatkan pendidikan hingga ke Peguruan Tinggi adalah impian beliau saat ini. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar