Wanita Tangguh dari Medan
Matahari belum menampakan dirinya ayam
pun belum bersahut-sahutan berkokok untuk menyambut datangnya pagi. Keadaan
seperti ini membuat manusia masih banyak berada dalam balutan selimut dan piama
mereka masing-masing. Lain halnya dengan ibu Oma yang sudah berada di dalam
pasar untuk melakukan tawar menawar dengan penjual disana.
Demi melanjutkan kehidupan yang lebih
baik ibu Oma merantau dari medan menuju tanah melayu ini pada tahun 1996.
Memiliki suami TNI tidak menjanjikan kebahagian untuk ibu Oma. Selain gaji TNI
yang masih tergolong kecil dan terlebih Beliau ditinggal tugas oleh suaminya ke
pulau Bintan. Tinggallah ibu Oma yang menjadi tulang rusuk keluarga.
Bekal petani yang ia dapati dulu membuat
beliau harus berkerja keras bersaing di Tanjungpinang ini. Membawa 4 orang anak
yang masih haus akan dunia pendidikan membuat beliau semangat untuk merubah
kehidupannya. Kediaman yang mereka tinggali adalah sebuah gubuk kecil yang
terletak di Jalan Pancur. Walaupun tak sesuai dengan harapan mereka mau tak mau
mereka harus menjalani cobaan ini.
Dari gubuk itulah ibu Oma memulai
meintis usaha dengan membuka warung kecil-kecilan. Tawar-menawar ia lakukan
setiap pagi di pasar untuk mengisi warung kecil beliau. Setelah menabung dari
hasil dagangan beliau. Akhirnya, beliau dapat mengkredit sebuah rumah kecil
yang berada di jalan haji hungar.
Melihat perkembangan warung yang ia
kelolah sendiri akhirya ibu Oma memberanikan diri meminjam uang untuk
memperluas usahanya tersebut ke salah satu retenir. Bukanya untung yang beliau
dapatkan malah kerugian yang semakin membesar karna bunga dari pinjaman retenir
yang sangat banyak. Hingga akhirnya beliau harus melepaskan rumah yang ia cicil
dari hasil jerih payahnya sendiri.
Mimpi untuk sukses dan merubah nasib tak
pernah hilang dalam hati beliau. Beliau Mendapatkan tawaran untuk berjualan di
kantin SMK 1 tempat ia menyekolahkan anak pertamanya. Dua bulan menjadi penjual
di kantin SMK beliau mendapatkan tawaran memasarkan produk makanan ringan yang
bernama Welco dari temannya. Seakan tak ingin menyiakan kesematan emas ini. Ibu
Oma berusaha dengan mengerahkan tenaga dan pikiran ibu Oma dapat memasarkan
produk Welco ini sampai ke Senggarang dan Kampung Bugis.
Roda sudah mulai berputar, dari
pemasaran produk Welco yang semakin meluas membuat ekonomi ibu Oma semakin
maju. Banyak sekali lika liku yang ia hadapi ketika memasarkan produk tersebut.
Disaat produk tersebut sudah meluas ia mempunyai karyawan yang mengkhianatinya
sampai akhirnya ia jatuh kembali ke roda yang paling bawah.
Gulung tikar yang selalu ia alami tak
membuat pendiriannya runtuh. Ia memulai usaha dari bawah dengan berjualan jus.
Dan sampai akhirnya ia dapat memiliki beberapa stand kaset dan pulsa di
berbagai swalayan. Kehidupan yang lebih baik sudah ia rasakan saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar